Minggu, 09 Januari 2022

3.8.2 Fungsi Compression Tester Dan Cara Menggunakannya

 

Fungsi Compression Tester Dan Cara Menggunakannya

Salah satu alat bengkel yang cukup penting keberadaannya di bengkel adalah compression tester. Alat ini begitu penting untuk memastikan kondisi tekanan kompresi yang terjadi didalam masing-masing silnder mesin. Ya, tekanan kompresi memiliki pengaruh besar terhadap kerja mesin selama mesin hidup.

Tekanan kompresi yang terlalu rendah bisa menyebabkan mesin menjadi sulit hidup dan aki cepat tekor, sedangkan tekanan kompresi yang terlalu tinggi bisa menyebabkan mesin menjadi ngelitik dan terdengar kasar akibat knocking.

Oleh karena itu, saat melakukan perawatan dan perbaikan mesin mobil seperti tune up atau yang berhubungan dengan tenaga mesin, kita perlu menggunakan compression tester ini. Dengan begitu, maka kita bisa memastikan mesin dalam kondisi bagus atau tidak sehingga memperkecil peluang terjadinya kesalahan estimasi perbaikan.

Lantas apa sih fungsi compression tester ini?

Fungsi compression tester adalah untuk memeriksa dan mengetahui seberapa besar nilai tekanan kompresi yang dihasilkan oleh sebuah silinder mesin.

Pada alat compression tester ini terdapat gauge yang disebut dengan manometer. Didalam manometer terdapat jarum penunjuk tekanan beserta deretan angka yang menjadi skala ukur tekanan kompresi. Umumnya, alat compression tester ini memiliki satuan ukur yang dihitung dalam satuan bar, Psi, kPa atau kg/cm2

fungsi compression tester

CARA MENGGUNAKAN COMPRESSION TESTER


Dibawah berikut merupakan langkah-langkah dan cara menggunakan compression tester untuk mengetahui besarnya nilai tekanan kompresi pada masing-masing silinder mesin. Berikut cara menggunakan compression tester...

1. Nyalakan mesin dan hidupkan hingga suhu normal

Tujuan dari memanaskan mesin ini adalah untuk mengetahui tekanan kompresi mesin secara akurat saat suhu kerja normal. Anda juga bisa melakukan tes kompresi saat mesin dingin, namun nilai yang didapat kerap kali kurang akurat karena suhu yang dingin menyebabkan ring piston belum sepenuhnya mekar dan oli mesin belum sepenuhnya melumasi dinding silinder. Akibatnya kerap ditemukan nilai tekanan kompresi yang lebih rendah dari nilai standar spesifikasi mesin.

2. Matikan mesin

Setelah suhu kerja normal, matikan mesin sebelum memulai melakukan pengukuran tekanan kompresi dengan menggunakan compression tester.

Baca juga :

3. Copot relay pompa bensin

Copot dan lepaskan relay pompa bensin. Tujuan dari melepas relay pompa bensin ini adalah untuk mencegah bahan bakar bertekanan disemprotkan oleh injektor ke ruang bakar saat melakukan pemeriksaan tekanan kompresi.

4. Lepaskan socket kelistrikan yang menuju ke koil

Lepaskan juga socket kelistrikan yang menuju ke koil untuk mencegah terciptanya percikan api listrik dari koil saat melakukan tes kompresi.

5. Lepaskan busi beserta kabel businya

Lepaskan semua busi beserta kabel busi untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan tes tekanan kompresi.

6. Pasang alat compression tester (alat pengukur kompresi) pada lubang busi di silinder pertama.

Biasanya, posisi silinder no 1 berada paling dekat dengan timing belt atau timing chain. Pasanglah alat compression tester ini pada lubang busi di silinder pertama. Jangan kencangkan alat compression tester dengan alat lain, cukup gunakan kekuatan tangan untuk mengencangkannya.

7. Tekan penuh pedal gas dan starter mesin selama 5-10 detik

Mintalah bantuan orang lain untuk duduk di dalam kursi pengemudi untuk melakukan starter mesin ini. Saat melakukan tes tekanan kompresi, sebaiknya tekan penuh pedal gas untuk memastikan udara yang dihisap kedalam mesin bisa penuh dan sempurna. Setelah itu, starter mesin selama 5 sampai 10 detik atau minimal putaran mesin bisa lebih dari 250 rpm dan aki mobil dalam kondisi bagus.

8. Baca nilai tekanan kompresi pada alat compression tester.

Ukuran nilai tekanan kompresi yang normal berkisar diantara 9.5-12.5 kg/cm2 (lebih pastinya lihat nilai standard kompresi pada buku service manual kendaraan). Cocokkan nilai hasil tes tekanan kompresi dengan nilai standarad spesifikasi yang direkomendasikan oleh pabrik.

Jika nilainya terlalu rendah (dibawah nilai spesifikasi) hal ini menandakan bahwa telah terjadi kebocoran kompresi. Dan jika nilainya terlalu tunggi (diatas nilai spesiifikasi), hal ini menandakan bahwa telah terjadi penumpukan kerak dan deposit dalam ruang bakar, atau cylinder head pernah discrap.

9. Kempeskan alat untuk memulai pengukuran baru.

Kempeskan alat compression tester dengan menekan tombol pelepas tekanan (pressure release button) sebelum kembali memulai pengukuran tekanan kompresi pada silinder selanjutnya. Lanjutkan kembali pemeriksaan tekanan kompresi mulai dari langkah ke 6 sampai ke langkah 8 untuk pengukuran pada silinder no 2, 3,4,dst.

3. 8 0 Alat Ukur Pneumatik Dan Fungsinya Yang Umum Digunakan Di Bengkel

 

1. TYRE PRESSURE GAUGE


Tyre pressure gauge merupakan alat ukur pneumatik pertama yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara yang ada di dalam ban sehingga kita bisa menyesuaikan tekanan angin pada ban sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan pada buku manual.

tyre pressure gauge

Model dari tyre pressure gauge ini ada dua macam, model analog dan model digital. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca artikel tentang cara mengukur dan membaca tekanan angin pada ban yang sudah pernah ombro posting sebelumnya

Selain itu, tyre pressure gauge ini juga ada yang dipasangkan langsung dengan air gun. Alat ini dikenal dengan tyre pressure inflator gauge. Alat ini tidak hanya berfungsi untuk mengukur tekanan angin yang ada di ban, namun alat ini juga bisa sekaligus menambahkan tekanan angin jika kurang.


2. MANIFOLD GAUGE AC


manifold gauge AC

Manifold gauge AC merupakan alat ukur pneumatik berikutnya yang umum ada di bengkel mobil khususnya untuk bengkel AC. Manifold gauge AC berfungsi untuk mengukur tekanan negatif dan tekanan positif dari gas freon yang ada di dalam sistem AC.

Selain itu, manifold gauge AC juga kerap digunakan untuk membantu teknisi dalam melakukan identifikasi masalah, perbaikan, dan pengisian freon kedalam saluran di sistem AC.


3. RADIATOR PRESSURE TESTER


radiator tester

Alat ukur pneumatik selanjutnya adalah radiator pressure tester. Radiator pressure tester ini memiliki beberapa fungsi penting yang kerap dilakukan di bengkel mobil seperti :
  • Memeriksa kebocoran air pada sistem pendingin mesin mobil (radiator, selang, dll)
  • Memeriksa kondisi tutup radiator
  • Memeriksa kebocoran keompresi pada saluran pendingin.

Untuk lebih lengkapnya tentang fungsi radiator tester ini, silahkan baca pada artikel fungsi radiator tester dan cara menggunakannya yang sudah pernah ombro posting sebelumnya.


4. VACUUM GAUGE


vacuum test

Alat ukur pneumatik berikutnya yang umum digunakan di bengkel mobil adalah vacuum gauge. Vacuum gauge ini berfungsi untuk memeriksa kemampuan kerja dari komponen mesin yang ada di kendaraan terhadap ke vacuuman udara, seperti misalnya vacuum advancer pada distributor atau mengecek kebocoran membran pada fuel pressure gauge.


5. COMPRESSION TESTER


fungsi compression tester

Alat ukur pneumatik yang terakhir ombro ketahui kerap digunakan di bengkel adalah compression tester. Compression tester ini berfungsi untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder mesin yang ada di kendaraan. Untuk lebih lengkapnya tentang compression tester ini,

3.8 . 1 Cara Mengukur Dan Membaca Tekanan Angin Pada Ban

 Tekanan angin pada ban sangatlah penting untuk selalu diperhatikan.  Banyak sekali manfaat yang bisa Anda rasakan jika tekanan angin ban mobil Anda selalu sesuai dengan tekanan angin yang direkomendasikan pabrik.


Penghematan bahan bakar dan menjaga pengendalian yang baik pada kendaraan menjadi salah satu contoh manfaat yang bisa Anda rasakan.

Untuk perawatan, setidaknya lakukan pemeriksaan tekanan angin ban setiap dua minggu sekali guna memastikan ukuran yang sesuai dengan anjuran yang sudah di rekomendasikan pihak pabrikan.

Meskipun begitu, banyak diantara kita yang ternyata belum memahami cara pembacaan dan penggunaan alat ukur tekanan angin ban. Oleh karena itu, pada artikel berikut akan kami informasikan pengetahuan dasar seputar pemeriksaan dan pembacaan tekanan angin pada ban menggunakan alat ukur tekanan angin.


KETAHUI NILAI TEKANAN ANGIN BAN YANG DIREKOMENDASIKAN


Tidak semua mobil memiliki nilai tekanan angin yang sama. Bahkan tekanan untuk roda depan akan berbeda dengan tekanan angin roda belakang, apalagi jika kendaraan dipenuhi dengan penumpang dan bawaan.


Meskipun bisa saja ban mobil anda isi dengan tekanan angin berdasarkan "perkiraan", namun hal tersebut tidaklah di rekomendasikan untuk dilakukan, pasalnya tekanan angin pada ban yang tidak sesuai akan menimbulkan efek yang kurang baik untuk jangka panjang.

Contohnya, jika tekanan yang di berikan berlebih, maka bisa menyebabkan ban aus di bagian tengah dan ban akan terasa keras sehingga mengganggu kenyamanan berkendara.

Selain itu tekanan angin yang terlalu tinggi akan membuat kerja suspensi menjadi lebih berat dan bisa membuat shockbreaker bocor, ball joint cepat aus atau karet bushing menjadi cepat sobek.
Untuk mengetahui berapa tekanan angin yang direkomendasikan oleh pabrik, tentu Anda harus melihatnya melalui buku petunjuk pemakaian kendaraan.

Selain dari buku petunjuk pemakaian kendaraan, Anda bisa juga menemukan pada sticker yang di tempel di pilar dekat pintu atau pada pintu pengemudi itu sendiri.

posisi sticker ukuran tekanan angin ban



CARA MEMBACA UKURAN TEKANAN ANGIN PADA STICKER


Meskipun sudah terpasang sticker penunjuk tekanan angin ban mobil di pilar atau di pintu, terkadang kita masih belum paham berapa sih tekanan yang harus kita gunakan. Masalah ini sering kita alami karena kita belum paham cara membaca ukuran yang tercetak pada sticker tersebut.

Berikut saya berikan contoh bagaimana membaca tekanan angin ban yang biasanya tercetak di sticker penunjuk tekanan angin ban mobil.

Membaca ukuran tekanan angin pada sticker

Pada gambar di atas kita bisa membaca ukuran tekanan ban seperti berikut :
  • Ban depan memiliki ukuran tekanan yang dianjurkan sebesar 200 kPa atau 2.0 kgf/cm2 atau 29 psi
  • Ban belakang memiliki ukuran tekanan yang dianjurkan sebesar 180kPa atau 1.8 kgf/cm2 atau 26 psi

Ukuran yang banyak digunakan pada alat pengukur tekanan angin pada ban umumnya menggunakan satuan psi. Jadi ketika menggunakan alat pengukur tersebut juga perlu Anda perhatikan nilai satuannya.


CARA MENGGUNAKAN DAN MEMBACA ALAT PENGUKUR TEKANAN ANGIN


Untuk pembacaan pada alat pengukur tekanan angin pada dasarnya sama, namun yang terpenting untuk diperhatikan adalah satuan yang digunakan ketika kita membaca alat ukur tersebut. Ada 2 model alat ukur tekanan angin yang umum dijual dipasaran yaitu model analog dan model digital.

Pengukur Tekanan Angin Ban Versi Digital

Sesuai namanya, pengukur ini telah memanfaatkan sistem digital berupa angka numerik yang menampilkan satuan tekanan angin dalam format psi, bar dan kpa. Sehingga menjadikan pengukur tekanan ban digital ini merupakan versi termudah saat kita ingin mengukur dan membaca tekanan angin.

Anda tinggal melihat dan membaca berapa angka yang ditampilkan pada layar digital di alat tersebut, yang terpenting adalah satuan yang digunakannya, jangan sampai salah dalam pembacaan.

Pada contoh gambar di bawah, alat tersebut menunjukkan tekanan angin berukuran 35.0 psi.

alat ukur tekanan angin bna digital


Pengukur Tekanan Angin Ban Versi Analog

Pengukur tekanan angin ban versi analog biasanya memiliki bentuk silinder dengan penunjuk jarum. Lingkar jarum untuk satuan tekanan psi, bar, dan sebagainya memiliki tandanya masing-masing.

Pada contoh gambar di bawah, lingkar jarum berwarna hitam menunjukkan ukuran dalam satuan bar , sedangkan untuk lingkar jarum berwarna merah menunjukkan ukuran dalam satuan psi.

alat ukur tekanan angin ban analog

Untuk pembacaan nilai, anda perlu memperhatikan arah dan posisi jarum ketika alat dipasang ke ban. Angka yang ditunjukkan pada jarum adalah angka yang dihasilkan (tentunya dengan memperhatikan satuan yang digunakan yaitu psi atau bar). Berikut contoh pembacaan alat ukur tekanan ban analog

Perhatikan jarum alat ukur tekanan angin dibawah ini

contoh cara membaca tekanan angin ban

Jika menggunakan satuan bar (garis warna hitam), maka tekanan dibaca sebesar 3.4bar, sedangkan jika menggunakan satuan psi (garis warna merah), maka tekanan angin dibaca sebesar 49psi


CARA MENGGUNAKAN ALAT PENGUKUR TEKANAN ANGIN BAN


Menggunakan alat pengukur tekanan angin

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengukur tekanan ban menggunakan alat pengukur tekanan angin pada ban mobil:
  • Sebaiknya pemeriksaan tekanan angin dilakukan saat ban masih dalam kondisi dingin, pasalnya tekanan ban yang diukur dalam kondisi panas cenderung meningkat.
  • Siapkan alat pengukur tekanan ban.
  • Bukalah tutup pentil ban.
  • Arahkan ujung alat ke ke ujung pentil lalu tekan dengan tepat dan kuat (pastikan posisinya pas agar udara tidak keluar dan alat dapat mengukur tekanan secara sempurna).
  • Alat pengukur akan menunjukkan angka tekanan ban Anda saat itu.
  • Jika ternyata angka yang keluar menunjukkan bahwa tekanan ban terlalu tinggi, maka segera kurangi. Begitupun sebaliknya, jika tekanannya terlalu rendahmaka Anda dapat menambahnya secara perlahan hingga mencapai angka yang seharusnya.
  • Jika ban yang Anda ukur sudah telanjur dalam kondisi panas, sebaiknya tambahkan tekanan sebesar 1 psi mengingat kondisi ban yang sudah mengembang akibat panas.

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

  GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL   Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal y...